About

header ads

Kumpulan Makalah - Makalah Perkembangan Islam Di Indonesia-GUDANG MAKALAH

Kursus Komputer bersertifikat. Lembaga kursus Citra Telematika menyelenggarakan :

1. Aplikasi Perkantoran
2. Desain Grafis
3. Jaringan Komputer
4. Robotika
5. Pemasaran Digital
Kursus Komputer di Majalengka
Citra Telematika - Kursus Komputer di Majalengka


Jl. Raya Timur No. 65, Ciborelang, Jatiwangi
Kab. Majalengka
(0233) 8281236 | 085216667297

Kumpulan Makalah | Gudang Makalah

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah Islam di Indonesia memiliki keanehan tersendiri, sebab disamping menjadi salah satu hal pemersatu bangsa pun memberikan nuansa baru dalam keberislamannya di negara-negara Islam lain, khususnya di Timur Tengah. Islam di Indonesia ternyata dapat berinteraksi dengan kebiasaan lokal, seperti format masjid dan tata teknik yang mengiringi ritual keagamaan. Masjid di Demak ialah perpaduan dari kebiasaan lokal dengan masjid, demikian pula upacara sekatenan di Yogyakarta masing-masing bulan Maulud ialah bagian yang tidak terpisahkan dari kebiasaan lokal yang terpadu dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.Kalau dianalisis lebih jauh tidak sedikit sekali keanehan dalam keberislaman di Indonesia. Oleh Azyumardi Azra gejala itu disebutkan sebagai format akomodasi Islam di Indonesia. Dia membagi Islam dalam konteks tradisi besar dan tradisi kecil.Tradisi besar ialah yang berisi ajaran-ajaran pokok Islam, laksana syahadat, shalat, dan puasa.Disamping tradisi besar itu, ada tradisi kecil yang mengiringinya, seperti membawa obor saat malam-malam aneh setelah tanggal 20 Ramadhan untuk menggali Lailatul Qadar.Dinamika berikut yang terjadi di Indonesia, sampai-sampai warna keislaman lebih bervariasi dikomparasikan ditempat asalnya. makalah hits
Ketika Islam datang, sebetulnya kepulauan Nusantara sudah memiliki peradaban yang bersumber kebudayaan pribumi pengaruh dari kemajuan Hindu-Budaha dari India, yang penyebaran pengaruhnya tidak merata.Di Jawa sudah mendalam, di Sumatera adalahlapisan tipis, sedang dipulau-pulau beda belum terjadi.Walaupun demikikan, Islam bisa cepat menyebar. Hal tersebut disebabbkan Islam yang diangkut oleh kaum saudagar maupun semua da’i dan ulama’, bagaimanapun keislaman semua da’i dan ulama’ masa awal, mereka seluruh menyiarkan sebuah rangkaian doktrin dan teknik serta gaya hidup yang secara kualitatif lebih maju dari pada kemajuan yang ada. Dalam bidang perenungan teologi monoteisme dikomparasikan teologi politeisme, kehidupan masyarakat tanpa kasta, pun dalam dalam sufisme Islam lebih maju dan lebih fundamental dari pada mistik asli yang diprovokasi mistik Hindu-Budha.Demikian pula dalam pengembangan intelektual dan keseniaan.
Dari sini, pembaca akan disuruh untuk mengetahui tentang sejarah kemajuan Islam di Indonesia serta perkembangan-perkembangannya, baik dari pertumbuhan politik, seni budaya, pendidikan, dan terutama perkembangan intelektual Islam di Indonesia, mencakup perkembangan fiqih beserta tokohnya, pertumbuhan tasawuf dan tarekat, aspek pandangan hidup Islam, pertumbuhan tafsir dan al-Qur’an, serta pembaharuan Islam di Indonesia. makalah-hits-gudang- makalah

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana datang masuknya Islam di Indonesia?
2. Bagaimana pertumbuhan Islam di Indonesia?
3. Bagaimana corak pengamalan doktrin Islam di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan bagimana datang dan masuknya Islam di Indonesia.
2. Menjelaskan pertumbuhan Islam di Indonesia.
3. Menjelaskan corak perkembangan doktrin Islam di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Datang dan Masuknya Islam di Indonesia
Di lihat dari proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia, terdapat tiga teori yang berkembang. Teori Gujarat, teori Makkah, dan teori Persia (Ahmad Mansur, 1996). Ketiga teori tersebut, saling menyampaikan perspektif kapan masuknya Islam, asal negara, penyebar atau pembawa Islam ke Nusantara.makalah-hits-gudang- makalah

1. Teori Mekah
Teori Mekah menuliskan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia ialah langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini dilangsungkan pada abad kesatu Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh yang mengenalkan teori ini ialah Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka menyampaikan pendapatnya ini pada tahun 1958, ketika orasi yang dikatakan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menampik seluruh anggapan semua sarjana Barat yang menyampaikan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA ialah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab.makalah-hits-gudang- makalah
Menurutnya, motivasi mula kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai nilai ekonomi, tetapi didorong oleh semangat spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur perniagaan antara Indonesia dengan Arab telah dilangsungkan jauh sebelum tarikh masehi.
Dalam urusan ini, teori HAMKA adalahsanggahan terhadap Teori Gujarat yang tidak sedikit kelemahan. Ia justeru curiga terhadap prasangka-prasangka pengarang orientalis Barat yang ingin memojokkan Islam di Indonesia. Penulis Barat, kata HAMKA, mengerjakan upaya yang paling sistematik guna menghilangkan kepercayaan negeri-negeri Melayu mengenai hubungan rohani yang mesra antara mereka dengan tanah Arab sebagai sumber utama Islam di Indonesia dalam menimba ilmu agama. Dalam pandangan HAMKA, orang-orang Islam di Indonesia menemukan Islam dari orang- orang kesatu (orang Arab), bukan dari melulu sekadar perdagangan. Pandangan HAMKA ini nyaris sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns yang menuliskan bahwa semua musafirlah (kaum pengembara) yang telah mengerjakan islamisasi mula di Indonesia. Kaum Sufi seringkali mengembara dari satu lokasi ke lokasi lainnya guna mendirikan kelompok atau perguruan tarekat.makalah-hits-gudang- makalah
2. Teori Gujarat
Teori Gujarat menuliskan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain barat, berdekaran dengan Laut Arab. Tokoh yang menyosialisasikan teori ini kebanyakan ialah sarjana dari Belanda. Sarjana kesatu yang menyampaikan teori ini ialah J. Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19. Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafei telah tinggal di Gujarat dan Malabar sejak mula Hijriyyah (abad ke7 Masehi), tetapi yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut keterangan dari Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, tetapi pedagang Gujarat yang telah mendekap Islam dan berniaga ke dunia timur, tergolong Indonesia. Dalam pertumbuhan selanjutnya, teori Pijnapel ini disetujui dan disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka Belanda, Snouck Hurgronje. Menurutnya, Islam sudah lebih dulu berkembang di kota-kota pelabuhan Anak Benua India. Orang-orang Gujarat sudah lebih mula membuka hubungan dagang dengan Indonesia dibanding dengan saudagar Arab. Dalam pandangan Hurgronje, kedatangan orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang Arab yang datang ini kebanyakan ialah keturunan Nabi Muhammad yang memakai gelar “sayid” atau “syarif ” di di depan namanya.makalah-hits-gudang- makalah
Teori Gujarat kemudian pun dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang menyerahkan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki format yang sama dengan nisan yang ada di Kambay, Gujarat. Moquetta kesudahannya berkesimpulan bahwa batu nisan itu diimpor dari Gujarat, atau paling tidak diciptakan oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang sudah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya ialah kesamaan mahzab Syafei yang di anut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia.makalah-hits-gudang- makalah
3. Teori Persia
Teori Persia menuliskan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari wilayah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini ialah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Dalam menyerahkan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan analisisnya pada kesamaan kebiasaan dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia.
Tradisi itu antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, laksana yang berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) dipungut dari bahasa Arab yang ditranslasi melewati bahasa Parsi. Tradisi lain ialah ajaran mistik yang tidak sedikit kesamaan, contohnya antara doktrin Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan doktrin sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan kebetulan, dua-duanya mati dihukum oleh penguasa setempat sebab ajaran-ajarannya dinilai berlawanan dengan ketauhidan Islam (murtad) dan membahayakan stabilitas politik dan sosial. Alasan beda yang diajukan Hoesein yang sejalan dengan teori Moquetta, yakni ada keserupaan seni kaligrafi pahat pada batu-batu nisan yang digunakan di kuburan Islam mula di Indonesia. Kesamaan lain ialah bahwa umat Islam Indonesia menganut mahzab Syafei, sama laksana kebanyak muslim di Iran.makalah-hits-gudang- makalah

2.2 Perkembangan Islam di Indonesia
Tersebarnya Islam keindonesia ialah melalui salura-saluran sebagai berikut:
Perdagangan, ang mempergunakan saran pelayaran.
Dakwah, yang dilaksanakan oleh mubalig yang hadir bersama parapedagang.
Perkawinan, yakni perkawinan antara saudagar Muslim, Mubalig dengan anak bangsawan Indonesia.
Pendidikan, setelah status para saudagar menetap, mereka menguasai kekuatan ekonomi dibandar-bandar laksana Gresik. Di samping menjadi pusat-pusat pendidikan, yang dinamakan pesantren, di Jawa pun adalahmarkas penggemblengan kader-kader politik. Misalnya, Raden Fatah, Raja Islam kesatu Demak, ialah santri pesantren Ampel Denta; Sunan Gunung Jati, Sultan Cirebon kesatu ialah didikan pesantren Gunung Jati dengan syaikh Dzatu Kahfi; Maulana Hasanuddin yang dirawat ayahnya Sunan Gunung Jati yang besok menjadi Sultan Banten kesatu.makalah-hits-gudang- makalah
Tasawuf dan Tarekat, sudah dijelaskan pula bahwa bersamaan dengan pedagang, datang pula semua ulama, da’I, dan sufi pengembara. Kemudian mereka diusung menjadi penasihat dan atau pejabat agama di kerajaan. Seperti di Aceh terdapat Syaikh Hamzah Fansuri, Syamsuddin Sumatrani, Nurudin ar-Raniri, Abd. Rauf Singkel. Demikian pula kerajaan-kerajaan di Jawa memiliki penasuhat yang memiliki gelar wali, yang terkenal ialah Wali Songo.Para sufi menyebarkan Islam dengan dua cara:
a. Dengan menyusun kader Mubalig, supaya mampu mengajarkan serta menyebarkan agama Islam didaerah asalnya
b. Melalui karya-karya tulis tersebar dan dan dibaca sekian banyak  tempat. Di abad ke-17, Aceh ialah pusat pertumbuhan karya-karya keagamaan yang ditulis semua ulama dan semua sufi.
6. Kesenian, drainase yang tidak sedikit sekali digunakan untuk penyebaran Islam khususnya di Jawa ialah seni. Wali Songo, khususnya Sunan Kali Jaga, pun mempergunakan tidak sedikit cabang seni guna Islamisasi, seni arsitektur, gamelan, wayang, nyanyian, dan seni busana.
Penyebaran Islam secara kasar bisa dibgi dalam tiga tahap:
Pertama, dibuka dengan kedatangan Islam, yang dibuntuti oleh kemorosotan lantas keruntuhan Majapahit pada abad ke-14 hingga ke-15.
Kedua, semenjak datang dan mapannya kekuaaan colonial Belanda di Indonesia hingga abad ke-19.
Ketiga, berawal pada mula abad ke-20 dengan terjadinya “liberalisasi” kearifan pemerintah colonial Belanda di Indonesia.makalah-hits-gudang- makalah

A. Sumatera

Daerah kesatu dari kepulauan Indonesia yang ditembus Islam ialah pantai barat pulau Sumatra dan wilayah Pasai yang terletak di Aceh unsur utara . Hal ini gampang diterima akal, sebab wilayah Sumatera unsur Utara letaknya di ambang Selat Malaka, lokasi lalu lintas kapal-kapal dagang dari India ke Cina.makalah-hits-gudang- makalah
Para saudagar dari India, yaitu bangsa Arab, Persi dan Gujarat, yang pun para mubalig Islam, tidak sedikit yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita asli yang sebelumnya sudah di-Islamkan, sampai-sampai terbentuklah keluarga-keluarga muslim. Selanjutnya mereka mensyiarkan Islam dengan teknik yang bijaksana, baik dengan lisan maupun sikap dan perbuatan, terhadap sanak famili, semua tetangga, dan masyarakat sekitarnya. Sikap dan tindakan mereka yang baik, kecerdikan yang lebih tinggi, kesucian jasmani dan rohani, sifat kedermawanan serta sifat-sifat terpuji lainnya yang mereka miliki mengakibatkan para warga hormat dan tertarik pada Islam, dan tertarik masuk Islam.makalah-hits-gudang- makalah
Hingga kesudahannya berdiri kerajaan Islam kesatu, yakni Samudra Pasai. Kerajaan ni berdiri pada tahun 1261 M, di pesisir unsur timur Laut Aceh Lhokseumawe (Aceh Utara), rajanya mempunyai nama Marah Silu, bergelar Sultan Al-Malik As-Saleh.makalah-hits-gudang- makalah
Seiring dengan peradaban kerajaan Samudra Pasai yang paling pesat, pengembangan agama Islam juga mendapat perhatian dan sokongan penuh. Para ulama dan mubalignya menyebar ke semua Nusantara, ke terpencil Sumatera, peisir barat dan unsur utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Ternate, Tidore, dan pulau-pulau beda di kepulauan Maluku. Itulah sebabnya di lantas hari Samudra Pasai familiar dengan sebutan Serambi Mekah.makalah-hits-gudang- makalah
B. Jawa

Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebetulnya sudah dibuka pada abad kesatu Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat Islam, bahwa pada tahun 674 M hingga tahun 675 M. kawan Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat tersebut baru penjajagan saja, namun proses dakwah selanjutnya dilaksanakan oleh semua da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat tersebut lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain telah begitu pesat.
Namun, penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di wilayah Leran/Gresik yang wafat tahun 1101 M dapatlah dijadikan tonggak mula kedatangan Islam di Jawa.
Hingga pertengahan abad ke-13, bukti-bukti kepurbakalaan maupun berita-berita asing mengenai masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru semenjak akhir abad ke-13 M sampai abad-abad berikutnya, terutama semenjak Majapahit menjangkau puncak kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan Islam ditemukan lebih tidak sedikit lagi. Dan untuk waktu selanjutnya pengembangan Islam di tanah Jawa dilaksanakan oleh semua ulama dan mubalig yang lantas terkenal dengan sebutan Wali Sanga (sembilan wali).makalah-hits-gudang- makalah

C. Sulawesi
Pulau Sulawesi semenjak abad ke-15 M sudah ditemui oleh semua pedagang muslim dari Sumatera, Malaka dan Jawa. Berdasarkan keterangan dari berita Tom Pires, pada mula abad ke-16 di Sulawesi tidak sedikit ada kerajaan-kerajaan kecil yang beberapa penduduknya masih memeluk keyakinan Animisme dan Dinamisme. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut yang sangat besar dan terkenal ialah kerajaan Gowa Tallo, Bone, Wajo, dan Sopang.
Pada tahun 1562 – 1565 M, di bawah pimpinan Raja Tumaparisi Kolama, Kerajaan Gowa Tallo sukses menaklukkan wilayah Selayar, Bulukumba, Maros, Mandar dan Luwu.
Kerajaan Gowa ini menyelenggarakan hubungan baik dengan kerajaan Ternate dibawah pimpinan Sultan Babullah yang sudah menerima Islam lebih dahulu Pada masa itu, di Gowa Tallo sudah ada kelompok-kelompok masyarakat muslim dalam jumlah yang lumayan besar. Kemudian atas jasa Dato Ribandang dan Dato Sulaemana, penyebaran dan pengembangan Islam menjadi lebih intensif dan mendapat peradaban yang pesat. Pada tanggal 22 September 1605 Raja Gowa yang mempunyai nama Karaeng Tonigallo masuk Islam yang lantas bergelar Sultan Alaudin. dan dibuntuti oleh perdana menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa.
Setelah sah menjadi kerajaan bercorak Islam, Gowa mengerjakan perluasan kekuasaannya. Daerah Wajo dan Sopeng sukses ditaklukan dan di-Islamkan. Demikian pun Bone, sukses ditaklukan pada tahun 1611 M.makalah-hits-gudang- makalah


D. Kalimantan
Sebelum Islam masuk ke Kalimantan, di Kalimantan Selatan ada kerajaan-kerajaan Hindu yang berpusat di Negara Dipa, Daha, dan Kahuripan yang terletak di hulu sungai Nagara dan Amuntai Kimi. Kerajaan-kerajaan ini telah menjalin hubungan dengan Majapahit, bahkan salah seorang raja Majapahit menikah dengan Putri Tunjung Buih. Hal tersebut terdaftar dalam Kitab “Negara Kertagama” karya Empu Prapanca.makalah-hits-gudang- makalah
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melewati tiga jalur. Jalur kesatu melewati Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam sesudah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian menciptakan dakwah semakin menyebar sebab semua muballig dan komunitas muslim banyak sekali mendiamai pesisir barat Kalimantan.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh semua muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menjangkau puncaknya ketika kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan tidak sedikit Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berjuang mencetak kader-kader yang bakal melanjutkan tujuan dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya ialah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.makalah-hits-gudang- makalah

Jalur ketiga semua da’i datang dari Sulawesi (Makasar) khususnya da’i yang terkenal ketika itu ialah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.

a. Kalimantan Selatan

Masuknya Islam di Kalimantan Selatan ialah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan dipenghujung masa-masa berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat tersebut Raden Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta pertolongan kepada kerajaan Demak di Jawa dalam pertempuran melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak mau masuk Islam. Dalam peperangan tersebut Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka cocok dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan warga Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri kesatu kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya ialah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi wilayah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.makalah-hits-gudang- makalah

b. Kalimantan Timur

Berdasarkan hikayat Kutai, pada masa pemerintahan Raja Mahkota, datanglah dua orang ulama besar mempunyai nama Dato Ribandang dan Tuanku Tunggang Parangan. sampai-sampai raja Kutai (raja Mahkota) tunduk untuk Islam dibuntuti oleh semua pangeran, semua menteri, panglima dan hulubalang. Untuk pekerjaan dakwah ini dibangunlah suatu masjid.
Kedua ulama tersebut datang ke Kutai sesudah orang-orang Makasar masuk Islam. Proses penyebaran Islam di Kutai dan sekitarnya diduga terjadi pada tahun 1575 M. raja Mahkota berjuang menyebarkan Islam ke daerah-daerah hingga ke terpencil Kalimantan Timur sampai wilayah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan semua penggantinya.makalah-hits-gudang- makalah

E. Maluku.

Kepulauan Maluku familiar di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sampai-sampai menjadi pesona para saudagar asing, tak terkecuali semua pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini mengakibatkan cepatnya pertumbuhan dakwah Islam di kepulauan ini.Islam masuk ke Maluku selama pertengahan abad ke 15 atau selama tahun 1440 diangkut oleh semua pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama semua da’i yang dididik oleh semua Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut keterangan dari H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim ialah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah tersebut Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang terdapat di Maluku. Tetapi diantara sekian tidak sedikit kerajaan Islam yang sangat menonjol ialah dua kerajaan , yakni Ternate dan Tidore.
Raja-raja Maluku yang masuk Islam laksana :
a. Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b. Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang paling besar jasanya dalam menyiarkan Islam di kepulauan Maluku, Irian bahkan hingga ke Filipina.
c. Raja Tidore yang lantas bergelar Sultan Jamaluddin.
d. Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e. Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal Abidin.

Di samping Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam pun masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, semua pedagang dan semua muballig yang pun berasal dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang ditembus Islam ialah : Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.

2.3 Corak Pengamalan Ajaran Islam di Indonesia

A. Islam Sebagai Pengamalan atau praktek

Islam sebagai pengamalan ialah budaya manusia, bukan aturan Allah, tetapi respon insan dalam menjalankan aturan Allah yang tercantum dalam din dan syari’at. Wahyu adalahnilai luhur atau pesan moral bila tidak dioperasionalkan dalam membuat sistem sebagai instrumen guna mengimplementasikan nilai maksud, maka tidak akan bermanfaat membangun kemajuan dan memecahkan masalah kehidupan. Manusia mendapat  pengethuan agama melewati periwayatan berkesinambungan dari orang-orang terpercaya dan tidak mungkin berbohong 9at-tawatur). Kebenaran pengetahuan agama bisa pula didapatkan melalui bukti-bukti historis, argumen-argumen rasional dan empiris pribadi.makalah-hits-gudang- makalah
Ajaran agama adalahpandangan hidup untuk pemeluknya. Maksudnya, manakala seseorang mendekap agama tertentu, maka dia bakal menjadikan doktrin agama itu sebagai petunjuk dalam berpikir, berperasaan, dan berperilaku. Jika dia mengaku dirinya sebagai Muslim, maka doktrin Islam-lah yang dijadikan panduan/patokan/ukuran baik-buruk kehidupannya. Kita barangkali mengenal petunjuk berperilaku, contohnya mencela Tuhan agama lain ialah perbuatan buruk menurut doktrin Islam, karenanya Muslim dilarang melakukannya dan anda pun tidak melakukannya. Berarti kita melakukan sesuai dengan panduan, cocok dengan doktrin agama Islam. Kalau terdapat seorang Muslim yang mencaci Tuhan agama beda maka dia melakukan yang tidak cocok dengan doktrin agamanya. Antara Sadar dengan Tidak Bila urusan ini dilaksanakan dengan kesadaran, dengan kata lain dia telah tahu namun tetap saja mencela, maka Muslim itu tidak menjadikan doktrin Islam sebagai pandangan hidupnya. Dan ini adalahdosa yang sangat besar dalam Islam. Sebab seorang yang tidak menjadikan Islam sebagai falsafah maka dirinya termasuk kelompok kafir (artinya: menolak). Demikian pula dalam doktrin agama manapun, bila ada pemeluk agama yang tidak memakai agamanya sebagai pandangan hidup, maka dapat disebutkan mereka tersebut telah “kafir” dari agamanya masing-masing. Tentu saja, istilah kafir tersebut hanya dipakai oleh Muslim guna menyebut selainnya. Sedangkan agama di samping Islam mempunyai istilah tersendiri sebagai padanan kata “kafir”. Namun bila dilaksanakan dengan tanpa kesadaran, misalnya sebab dirinya tidak tahu bahwa urusan yang itu dilarang dalam Islam, maka tindakan mencelanya tadi termasuk tindakan pelanggaran. Pelanggaran itu akan menemukan dosa, tetapi tidak sebesar dosa kafir. Panduan Berpikir dan Berperasaan Akan halnya dengan panduan beranggapan dan berperasaan? Sama halnya dengan keterangan sebelumnya, seorang Muslim hendaknya berperasaan cocok dengan doktrin agamanya, yaitu yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Apabila Islam menilai berjilbab tersebut baik, bahkan adalahsuatu kewajiban, maka masing-masing Muslim mesti belajar menyukainya. Kita mesti belajar menundukkan perasaan, yang tadinya barangkali tidak suka, merasa gerah, malu ketika wanitanya mengenakan jilbab, semua tersebut dirubah tidak banyak demi tidak banyak menjadi menyukai jilbab sehingga malu bila wanitanya tidak mengenakan jilbab. Apabila ada perempuan tidak berjilbab atau bahkan buka-bukaan, maka anda harus merasa risih dan berjuang mengingatkannya supaya segera memblokir aurot (bagian tubuh yang mesti ditutupi)nya. Inilah yang dinamakan penghayatan. Seseorang yang merasa senang saat sesuatu telah cocok dengan doktrin agamanya disebut sudah menghayati agamanya.

B. Bentuk pengamalan doktrin Islam

Islam dibuat bukan untuk sebatas menjadi teori tetapi untuk diaplikasikan. Pengamalan Islam mesti pula dilaksanakan secara “II” (Ikhlas & Istiqamah). Contoh pelaksanaan Islam sebagai agama contohnya : negara yang penduduknya mayoritas muslim seharusnya menjadi negara yang bebas korupsi sebab Islam mengajarkan mengenai kejujuran dan amanah.
Salah satu pengamalan doktrin Islam yang sangat dasar ialah kesadaran mengenai kerapian dan kebersihan. Islam mengajarkan bahwa kebersihan ialah sebagian dari iman. Bersih dapat disaksikan dari hal-hal yang sangat pribadi laksana kamar, kamar mandi, dan bagian lokasi tinggal kita yang lain. Kata kunci untuk mengawal kerapihan sesungguhnya simpel yaitu tertib menyimpan pulang segala sesuatu pada tempatnya.makalah-hits-gudang- makalah

C. Mengamalkan Ajaran Islam Dalam Masyarakat

Agama Islam mendorong kehidupan masyarakat guna menjadi “orang berilmu yang mengajarkan ilmunya (‘aaliman), atau belajar (muta’alliman), atau menjadi pendengar (mustami’an), dan jangan menjadi kumpulan keempat (rabi’an), yang tidak ada software ilmu dalam kehidupan bermasyarakat, serta lalai di dalam menyerap informasi, atau tak mau mendengar.
Pendidikan dan menuntut ilmu ialah satu keharusan asasi anak manusia. Dengan ilmu, seseorang bakal menjadi ikhlas, cerdas, pintar, berakhlak, beradat dan beramal shaleh, yang membuat hasanah pada diri, kerluarga, serta di tengah nagari dan masyarakatnya.
Salah satu format peningkatan pelaksanaan agama, memacu bidang pendidikan, atau upaya intensif menyusun sumber daya insan pintar, cekatan, berilmu, mampu, kreatif dan produktif, yang kait berkait dengan peningkatan keterampilan masyarakat dari segi ekonomi, pemanfaatan lahan dan sumber daya tersedia, serta mendorong partisipasi anak nagari, menjelmakan kebajikan untuk diri, kerluarga, kemaslahatan, dan peradaban generasi bangsa pada umumnya.
Tujuan ini barangkali diraih dengan program pendidikan melewati proses pembelajaran terpadu, terintegrasi antara konsep dan aplikasi, disertai penambahan kesadaran semua masyarakat.
Pekerjaan ini perlu motivasi (spirit) dan kebijaksanaan (political will) dalam pengalokasian sumber-sumber penyokong guna menguatkan jaringan definisi (networking) dalam tatanan bermasyarakat di Kabupaten Agam, baik antara pribadi kelompok keluarga, ataupun antara ranah dan rantau.
Pengalaman dengan sekian banyak  catatan, mengenai potensi yang ada, serta kendala menerjemahkan situasi situasi di tengah persaingan global tanpa sekat (borderless), sangat bermanfaat untuk memutuskan kebijakan.makalah-hits-gudang- makalah
Bimbingan agama (syarak) menyatakan, “menuntut ilmu wajib, untuk setiap pria dan wanita muslim” (Al-Hadist). Pesan Rasul SAW mengingatkan, “ingin sukses di dunia, dengan ilmu, meraih akhirat dengan ilmu, dan hendak kedua-duanya dengan ilmu” (Al-Hadist).



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam datang ke Indonesia saat pengaruh Hindu dan Buddha masih kuat. Kala itu, Majapahit masih menguasai mayoritas wilayah yang sekarang termasuk distrik Indonesia. Masyarakat Indonesia berkenalan dengan agama dan kebudayaan Islam melewati jalur perdagangan, sama seperti saat berkenalan dengan agama Hindu dan Buddha. Melalui kegiatan niaga, masyarakat Indonesia yang telah mengenal Hindu-Buddha lambat laun mengenal doktrin Islam. Persebaran Islam ini kesatu kali terjadi pada masyarakat pesisir laut yang lebih tersingkap terhadap kebiasaan asing. Setelah itu, barulah Islam menyebar ke wilayah pedalaman dan pegunungan melalui kegiatan ekonomi, pendidikan, dan politik.makalah-hits-gudang- makalah
Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak dilangsungkan secara revolusioner, cepat, dan tunggal, tetapi berevolusi, lambat-laun, dan paling beragam. Dan dalam pertumbuhan selanjutnya bermunculan tidak sedikit kerajaan-kerajaan islam di Indonesia laksana samudera pasai dan kerajaan-kerajaan islam lainnya.makalah-hits-gudang- makalah

3.2 Saran
Kami sebagai pembuat makalah bukanlah makhluk yang sempurna. Apabila terdapat kalimat yang tidak berkenan pada tempatnya. Kami bercita-cita kritik dan saran dari Bapak pemandu dan teman mahasiswa/i sekalian yang mempunyai sifat membangun supaya kami dapat membuat makalah yang lebih baik pada masa-masa yang bakal datang.

Kursus Komputer bersertifikat. Lembaga kursus Citra Telematika menyelenggarakan :

1. Aplikasi Perkantoran
2. Desain Grafis
3. Jaringan Komputer
4. Robotika
5. Pemasaran Digital
Kursus Komputer di Majalengka
Citra Telematika - Kursus Komputer di Majalengka


Jl. Raya Timur No. 65, Ciborelang, Jatiwangi
Kab. Majalengka
(0233) 8281236 | 085216667297

Posting Komentar

0 Komentar